Suara.com - Korea Utara menolak bantuan vaksin Covid-19 AstraZeneca yang akan diberikan melalui program Covax karena khawatir akan efek samping yang terjadi.
Menyadur Asia One Sabtu (10/7/2021) laporan tersebut diungkapkan oleh Institute for National Security Strategy (INSS), pada hari Jumat (9/7).
Menurut laporan INSS, yang berafiliasi dengan agen mata-mata Korea Selatan, Pyongyang kini sedang mencari opsi vaksin lain.
Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi, salah satu organisasi yang memimpin Covax, belum memberikan keterangan mengenai penolakan tersebut.
Baca Juga: Kota Makassar Sumbang Kenaikan Kasus Positif Covid-19 Tertinggi di Sulsel
INSS juga melaporkan bahwa Korea Utara tidak tertarik pada vaksin buatan China karena khawatir jika tidak begitu efektif.
Di sisi lain, INSS melanjutkan, Korea Utara justru menunjukkan minat pada vaksin Covid-19 yang dibuat di Rusia.
"Ini condong ke arah vaksin Rusia, namun belum ada perjanjian yang dibuat," jelas Lee Sang-keun, direktur penelitian strategis INSS di semenanjung Korea, kepada Reuters, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Moskow telah menawarkan vaksin kepada Pyongyang.
Lee menambahkan bahwa pihak berwenang Korea Utara prihatin dengan vaksin AstraZeneca setelah adanya laporan kasus pembekuan darah.
Baca Juga: Kisah Wakil Ketua DPRD Bantul Jadi Relawan Pemakaman Covid-19, Sehari Makamkan 10 Jenazah
INSS juga melaporkan bahwa Korea Utara mengizinkan diplomatnya yang berada di luar negeri untuk menerima suntikan Covid-19 mulai akhir Maret.
Covax mengungkapkan akan memberikan hampir dua juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca ke Korea Utara. Gelombang pertama diharapkan akan dikirimkan pada akhir Mei tetapi ditunda karena konsultasi yang berlarut-larut.